Hubungan Manusia dengan Ka'bah Baitullah

1



Satu hikmat yang paling esensial dalam penciptaan makhluk adalah untuk menyembah dan mengenal Tuhannya. Ini termaktub dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur'anul Karim dan Al-Haditsul Qudsi.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (Allah).
(QS:Az-Zaariyat:56)

Aku (Allah) adalah rahasia yang tersembunyi, lalu Aku ingin dikenal, maka kuciptakan makhluk agar iya mengenaliku dan dengan ridha-Ku ia akan mengenaliku (HQ: Hasan Al-Bashri)

Manusia adalah sebaik-baik makhluk dan semulia-mulianya ciptaan dan juga sesempurna-sempurnanya hamba Allah. 

Seluruh makhluk  yang Allah ciptakan tiada lain demi kepentingan Manusia, Alam dan Seisinya, Jagad Raya dengan segala penghuninya, dari makhluk bernyawa dan tidak bernyawa semua berpusat padanya.

Manusia adalah Khalifah (Wakil) Allah di bumi dan dia adalah rahasia Allah atas ke-Maha sempurnaan-Nya. Hakikat penciptaan manusia merupakan bukti dari adanya kesatuan sistem kerajaan Ilahi sekaligus manusia sebagai inti Asma Wassifat yang esensial, sehingga jagad raya dengan seluruh sifatnya yang baharu adalah medan pengembaraan ruhiyah dalam kesatuannya yang utuh. 

Alam dunia yang kita tempati saat ini adalah alam yang paling memungkinkan lahirnya penyempurnaan hakiki melalui penyatuan Alamus Shagir unsur materi jasad manusia (Micro cosmos) dengan Alam Jagad Raya  sebagai Alamul Kabir (Makro Cosmos).

Fitrah yang tak dapat dipungkiri dari Konstanta Alam sebagai bagian Kalamullah, terbukti bahwa alam dunia yang kita tempati saat ini memiliki titik pusat yang menjadi semulia-mulianya tempat, senetral-netralnya cosmos yang dalam Firman Allah SWT yang dikatakan sebagai " وَهَٰذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ " dimana Ka'bah Baitullah berada.

Rahasia kebenaran yang tersembunyi dalam ayat ini mulai terungkap secara fisik setelah sekian lama hanya mampu terungkap melalui alam ruhaniyyah para hamba-hamba Allah yang terpilih sebagai tempat Taqarrub yang mustajabah, tempat dimana seorang hamba dapat menemui hakikat penyatuan secara mudah dan cepat. 

Saat ini para ilmuwan dan peneliti dari seluruh disiplin ilmu mulai mengungkap tabir rahasia fisik Baitullah sebagai titik pusat Bumi terlebih lagi hasil penemuan ahli geologi dan matematika melahirkan teorinya yang cemerlang yang dikenal dengan teori Rasio Emas (Golden Ratio) oleh  Fibonacci seorang sarjana yang pernah menyerap rahasia matematika, angka yang tersirat dalam surah Al-Fatihah dari gurunya yang seorang sarjana mesir di Syiriah mencoba mengungkap rahasia keberadaan Ka'bah secara fisik sesuai dengan letak bumi dan ukuran jarak yang meliputinya ditambah dengan pembuktian lain tentang benda-benda yang ada disekitar Baitullah sebagai benda yang menyimpan rahasia yang tak tertandingi dan sebagian membahasakannya sebagai rahasia / bukti kebesaran Allah yang ada di Bumi.

Lalu, bagaimana hubungan antara Manusia  dengan Ka'bah Baitullah?

Manusia sebagai makhluk termulia yang dibebani amanah menyembah, mencari, dan mengenali Rabbinya ditakdirkan oleh Allah sebagai Khalifah pada Alamul Kabir dilengkapi dengan kemampuan berfikir dan berinteraksi dengan Alamul Kabir sebagai sarana ibadah, Ta'arruf dan mencari jati dirinya melalui fenomena dan konstanta yang ada pada alam semesta.

Seluruh alam semesta adalah kitab yang terpentang untuk dibaca bagi para pencari jalan Allah dan pengalaman rukhiyah yang terbuktikan melalui penemuan ilmiyah tentang keberadaan Ka'bah Baitullah sebagai pusat Alamul Kabir, membuat kita memahami makna Ka'bah Baitullah untuk umat manusia yang mengingini kesempurnaan Ma'rifah . Kiranya pantas rukun ke-5 dari Islam sebagai penutup justru adalah berkunjung ke Ka'bah Baitullah untuk kepentingan penyembahan.
  
Dan tidak ada pengembaraan tertinggi yang diraih oleh umat manusia dalam hidupnya secara haqiqi kecuali Ma'rifah (mengenal) akan hakikat dirinya yang diharapkan membawanya mengenali Rabbinya. Ma'rifah ini dilambangkan dalam Rukun  yang paling menentukan saat berhaji yaitu hadir di Arafah tempat dimana moyang manusia Adam dan Hawa menemukan jatidirinya sampai mengenali hakikat kehendak Tuhannya pada masa-masa yang telah dan akan dilalui anak cucunya dan pada saat itu Ma'rifah merajai ruhiyah mereka.

Saat itu pulalah lembah yang telah sekian lama dilaluinya, dipandang dan diamatinya untuk saling mencari setelah dipisahkan Allah SWT ternyata menyimpan Nur yang cemerlang yang hanya pernah mereka lihat dilangit tepatnya di Baitul Ma'mur lalu merekapun bergegas menuju sumber cahaya dan sampai lah mereka di lembah kecil yang nantinya dikenal dengan Bakkah atau Makkah, ternyata disebuah batu memancar cahaya yang mereka lihat itu, lalu karena syukur dan rasa Ta'abbud yang tinggi maka bertawaflah mereka berdua memutari batu itu sebagaimana bertawafnya Malaekat pada Baitul Ma'mur diluar Bumi mereka dan ini merupakan Tawaf  yang pertama umat manusia di Baitullah di bumi kita.

Dalam riwayat tasbih Malaikat yang menyembah sepanjang masa di Baitul Ma'mur dijadikan oleh Adam dan Hawa sebagai puji-pujian pada saat bertawaf yaitu "Subhanallah, Walhamdulillah, Wala Ilaha Illallah" dan disempurnakan oleh  Adam dan Hawa dengan Allahu Akbar lalu kemudian disempurnakan lagi oleh Nabi Ibrahim AS Sang pembangun Ka'bah pertama untuk manusia dengan "La haula wala quwwata illa billah" lalu disempurnakan kembali oleh Nabi Sang penutup risalah Muhammad SAW dengan "Al Aliyyul Adzim". Tasbih ini dikatakan sebagai tasbih termulia yang dibaca disaat Tawaf di Baitullah
  
Agaknya para sejarawan dunia khususnya para sejarawan muslim lalu mengembangkan penelitian mereka tentang keberadaan Hajar Aswad yang didalam Kitab-kitab Samawi seperti taurat dikatakan adanya sebuah benda suci yang paling rahasia dan terjaga dari masa kemasa oleh tangan-tangan gaib Malaikat adalah sebentuk batu hitam yang tak lain melainkan adalah  Hajar Aswad.

Hajar Aswad  yang menjadi titik awal dan akhir dari putaran orang-orang yang tawaf dikatakan dalam sebuah riwayat sebagai benda langit, dalam riwayat lain mengatakan batu syurga , bahkan diriwayat lain dikatakan bagian dari Turabi Adam yang diciptakan dari tanah layaknya (menyerupai) Ari-ari bagi anak cucunya, lalu dengan datangnya anak cucu Adam kebaitullah disunatkan mencium, mengusut, memandang dengan rasa sayang dan kerinduan itu adalah hakikat tahdimnya seseorang kepada saripati jasad Manusia Pertama Adam AS, bahkan didalam riwayat yang lain pula dikatakan sebagai "Yaminullah Fil Ardh" (Saksi Allah SWT dibumi).

Dari sekian banyak riwayat dapat dirasakan sedemikian eratnya kaitan hakiki umat manusia dengan Ka'bah baik dari sisi Cosmotologi maupun dari sisi kilas sejarah Ka'bah dan umat manusia dibumi.lalu bagaimana pemahaman tentang "وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلا " "Mengerjakan haji itu adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah." (QS. Ali Imran: 97).  

حِجُّ الْبَيْتِ  dalam penafsiran menyengaja berkunjung ke Baitullah ditafsirkan oleh sebagian ulama adalah Haji dan Umrah. Sehingga kewajiban berhaji dan berumrah adalah sama di wajibkan sekali seumur hidup bagi yang mampu. Hanya perbedaannya Haji dalam pengertian umum (Haji Besar) adalah bagian dari rukun Islam sedangkan Umrah (Haji Kecil) tidak termasuk Rukun Islam. Sehingga kewajiban Haji tidak bisa gugur bagi orang yang mampu sekiranya dia hanya melaksanakan Umrah.

Berbeda dengan Umrah akan jadi gugur hukumnya bila Haji telah dilaksanakan berdasarkan Hadits Rasulullah yang mengatakan "Kewajiban Umrah masuk dalam kewajiban Haji". Berdasarkan dengan pendapat tersebut kewajiban Haji dan kewajiban Umrah berdiri sendiri-sendiri sehingga seseorang yang telah mampu fisik, biaya, dan kesehatan akan tetapi Quota antrian Quota haji sudah sedemikian panjang maka seyogyanya mempercepat menyelesaikan kewajiban Umrahnya, karena Umrah terbuka lebar waktunya dan tidak harus menunggu antrian, karena dikhawatirkan kewajiban Umrah atasnya tidak dilaksanakan padahal dia telah Istikharah untuk umrah hanya semata-mata menanti melaksanakan ibadah Umrahnya bersamaan dengan ibadah Hajinya yang memiliki kriteria Istikharah yang berbeda dari sisi Quota.

Apabila orang yang seperti ini tiba-tiba berhalangan atau mati sebelumQuota hajinya tiba maka kewajiban haji atasnya Ma'fuwwun Anhu (dimaafkan) akan tetapi kewajiban Umrahnya tetap akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah kelak.





1 komentar:

  1. Casino in Atlantic City - JtmHub
    The Borgata Hotel Casino & 사천 출장마사지 Spa, Atlantic City: Amenities, Games, Restaurants, Casino. 안성 출장안마 The Spa at Borgata 경상남도 출장마사지 has 15 태백 출장샵 restaurants, 2 bars, and 경주 출장안마 11 live

    BalasHapus