Perwakilan dan Agency Kab. Bone

0
https://www.google.nl/maps/dir/Jalan+Kalimantan,+Bone,+Sulawesi+Selatan,+Indonesia/Ajangale,+Bone,+South+Sulawesi,+Indonesia/@-4.3287988,120.2243679,10z/am=t/data=!4m13!4m12!1m5!1m1!1s0x2dbde57190ce9945:0x6d50d7e3cff864e1!2m2!1d120.3265497!2d-4.5414839!1m5!1m1!1s0x2d95fd9b14edec57:0x138e0202da9a6665!2m2!1d120.1358346!2d-4.2887155
Daftar Agency.

1. Kecamatan Ajangale
Berjarak sekitar 58,0 Km dari PT.Al-Fath Tour & Travel Kab. Bone dan dapat ditempuh kurang lebih sekitar 58 Menit. Klik disini.

0 komentar:

Pembatalan Haji dan Umrah

0


0 komentar:

Persyaratan Haji dan Umrah

0



0 komentar:

Our Profile

0

0 komentar:

Panduan Pengisian Formulir

0
Klik dan download Formulir Pendaftaran Haji.

Isi Formulir Pendaftaran Haji dengan biodata anda sesuai dengan yang tertera pada formulir.
Contoh:



Isi kolom Paket Haji sesuai kode yang tertera pada gambar, contoh: Saya memilih paket Haji Plus dengan Kode A3 seperti pada gambar di bawah.


Setelah mengisi silahkan datang langsung ke kantor kami atau melalui sistem online dengan mengirim ke       E-mail kami.
alfath_bugis@yahoo.com
Formulir anda akan segera kami proses setelah dana pendaftaran anda masuk ke Rekening kami.

Pembayaran dilakukan di kantor PT. Al-Fath Tour & Travel atau ditransfer melalui:

BANK BNI
a/n. PT. AL-FATH TOUR & TRAVEL
Cabang Jatinegara
Rekening Rupiah: 137 - 137 - 9951
Rekening Dollar : 137 - 137 - 8823

Kami tidak melayani klaim dalam bentuk apapun bila transaksi pembayaran dilakukan BUKAN di kantor PT.Al-Fath Tour & Travel atau BUKAN ke rekening yang kami sebutkan di atas, tanpa ada konfirmasi terlebih dahulu.

0 komentar:

Paket Mudawalah

0


Note.

Jamaah Haji dan Umrah PT. Al-Fath Tour & Travel dari Indonesia Timur dan Tengah diterbangkan dari Bandar Udara Internanasional Sultan Hasanuddin (Makassar) ke King Abdul Aziz International Airport (Jeddah).

Sedangkan Jamaah dari sebahagian Indonesia bagian Tengah dan Barat melalui Bandar Udara International Soekarno Hatta Cengkareng ke Jeddah/Madinah PP.



0 komentar:

Media Konsultasi Fiqhi Manasik Haji dan Umrah

48

48 komentar:

Rahasia Ibadah dalam Manasik Haji dan Umrah

0

Ihram

Ihram menurut istilah adalah niat memasuki Ibadah Haji dan Umrah. Ihram merupakan penentu awal dalam pelaksanaan Ibadah Haji atau Umrah karena sebuah awal ditentukan dari niatnya dan menjadi awal penilaiannya pula "Innamal a'malu binniyyat"

Niat Haji atau Umrah dikenal dengan istilah "Ihram" karena dalam pelaksanaan Haji dan Umrah penuh dengan hal-hal yang dilarangkan (di Ihramkan) pada kondisi lain dibolehkan. 

Dikatakan Ihram sebagai penentu awal atas penilaian Ibadah yang akan dilaksanakan, sehingga hal-hal yang akan datang diukur dari Ihram itu, sebaliknya hal-hal sebelumnya belum bisa dijadikan ukuran contoh seseorang yang berhaji atau ber umrah karena ingin berwisata, karena ikut-ikutan atau karena ingin dipanggil haji atau karena malu karena tetangga atau saudaranya sudah berhaji sedangkan dia belum padahal dia tergolong mampu untuk berhaji dan berumrah.

Semua yang melatar belakangi hal seperti ini belum bisa menjadi ukuran atau awal penentu tentang nilai dan mutu ibadahnya, akan tetapi yang akan menentukan adalah saat akan memulai ihram apabila dengan rasa Ikhlas, Khusyu kepada Allah SWT dengan menyadari keberadaannya sebelumnya lalu ia Iqrarkan ihramnya dengan talbiyah "Labbaikallah humma hajjan / umratan" (aku memenuhi panggilanmu ya Allah semata-mata untuk berhaji / umrah) bila diucapkan dengan penuh kesadaran lalu ditambahkan dengan dzikir talbiyahnya "Laa syarikalak" (tiada sekutu bagimu tuhan). Artinya saya datang berhaji / berumbrah bukan lagi karena untuk berwisata, bukan karena untuk ikut-ikutan, bukan karena riya dan bukan karena harga diri akan tetapi semata-mata karena-Mu ya Allah, maka amalan-amalan haji dan umrahnya dihitung oleh Allah SWT dari ikrar itu bukan hal-hal yang melatar belakangi sebelumnya. Sebaiknya seseorang yang akan ber Ihram haji atau umrah terlebih dahulu mensucikan hati dan menafikkan seluruh perasaan negatif yang menyertai hatinya sebelum itu.

Hal-hal yang disunatkan pada saat persiapan ihram dan setelahnya antara lain:
  1. Merapikan dan membersihkan tubuh dari seluruh kotoran, najis dan bau yang tidak sedap melalui mandi, memotong kuku, menyukur rambut, jenggot dan meminyakinya dengan minyak wangi. Ini mengisyaratkan pentingnya kebersihan lahir (tubuh) untuk menghadap kepada zat yang Maha suci dan kepada Baitnya yang suci pula.
  2. Berpakaian ihram (dua lembar kain yang tidak yang tidak bertangkup) bagi lelaki dan pakaian penutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan bagi wanita. Hal ini mengisyaratkan kesederhanaan dan rasa kehambaan mengingat pakaian jenis tersebut adalah pakaian yang lazim dipakai oleh para budak dan fakir saat itu, dan hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW terkait dengan model kain ihram lelaki "Saya adalah Hamba maka pakaianku adalah pakaian Hamba-hamba dan pakaian budak", wanita pada masa itu tidak menutup muka dan tangannya sekaligus penanda wanita tersebut budak dan tidaknya sehingga Sayyidatina Aisyah RA berkata  bahwa kami (wanita-wanita mulia Arab) telah menutupi sekujur tubuh sebelum Ayat tentang Hijab dan Jilbab diturunkan.
  3. Niat Haji / Umrah diikrarkan selepas melaksanakan Shalat (Ulama berbeda pendapat tentang Shalat Nabi sebelum Ihram apakah Shalat Sunnah Ihram atau Sunnah Mutlaq atau Shalat Ashar yang di qasar). Mengisyaratkan bahwa ihram Haji didahului dengan penyerahan diri kepada Allah SWT semata-mata dalam segala hal (bimbingan, pertolongan, dan kesadaran atas kekurangan, keterbatasan dan dosa).
  4. Niat Haji dan Umrah diikrarkan ditempat yang suci sebagaimana halnya Rsaulullah SAW mengikrarkan ihramnya di dalam masjid Bir Ali dan diikuti oleh sebagian kecil sahabat yang ada dalam masjid, sedangkan Ikrar Ihram Rasulullah SAW di atas punggung ontanya diluar masjid adalah Ikrar yang kedua agar sebagian lagi sahabatnya mengikutinya yang belum mendengar Rasulullah didalam masjid adapun Ihram Rasulullah SAW setelah diluar masjid ditempat yang agak meninggi adalah Ihram ketiga agar seluruh sahabat yang belum mendengar sebelumnya dapat mengikutinya dengan seksama. Hal ini mengisyaratkan bolehnya Tajdidunniah (memperbaharui niat) hal ini diperbuat oleh Rasulullah dengan maksud mengajari pada sahabatnya tentang pelaksanaan Manasik Haji maupun Umrah. "Khutzuu Annii Manasikakum" H.S. Buchari.
  5. Niat Haji / Umrah melalui atau diikuti dengan Talbiyah sebagai pernyataan keikhlasan niat semata-mata dia berihram untuk berhaji/berumrah  sekaligus menafikkan semua bentuk kesyirikan dan pernyataan syukur atas seluruh nikmat yang dilimpahkan Allah SWT atasnya Tuhan yang Maha Berhak atas segala sanjung dan kekuasaan.
  6. Makna yang tersirat dalam talbiyah                                                                                      لبيك اللهم لبيك لبيك لا شريك لك لبيك إن الحمد ونعمة لك والملك لا شريك لك                     "Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu tiada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya segala puji dan kesempurnaan bagi-Mu, tiada sekutu bagi-Mu" 

    Yaitu:

    1.  Umrah dan Haji adalah semata-mata karena adanya panggilan Allah SWT perkenaan Allah sebagai     pengunjung bait-Nya merupakan jawaban atas undangan yang telah disuarakan oleh Nabi Ibrahim      AS yang gemanya disampaikan langsung oleh Allah SWT kehati hamba yang dipilih-Nya sebagai        tamu sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Fachrurrozi dalam menafsirkan ayat


              
    QS. Al-Hajj : 27Nabi Ibrahim AS bertanya pada Allah SWT, "Ya Allah, bagaimana suaraku memanggil hamba-Mu padahal ia akan dibatasi jarak dan waktu", maka Allah SWT menjawab, "menyeruhlah, saya yang akan menyampaikan panggilan itu ke dada hamba-Ku yang Ku pilih.
         2. Keihlasan semata-mata karena Allah SWT, karena Allah hanya menerima Ibadah yang ihlas, bersih dari niat lain (mensekutukan Allah)

        3. Pernyataan syukur atas seluruh ni'mat karunia Allah SWT dari undangan, kesempatan, kesehatan, kemampuan badan dan perbekalan serta keamanan sehingga ibadah Umrah dan Haji dapat dilaksanakan4. Pengakuan yang tulus atas seluruh kebesaran, kesempurnaan, dan kekuasaan adalah milik Allah SWT yang berarti adalah doa dan tawakkal kepada Sang-pengundang yang memiliki segala kesempurnaan.          
(menyusul Hikmah perjalanan Umrah dan Haji ke tempat yang khusus yaitu Baitullah dan Masyaair Haram)





































0 komentar:

Paket Haji dan Umrah

3





NOTE
HARGA PAKET UMRAH DI ATAS + 1.000.0000 UNTUK PERLENGKAPAN DLL
DP. 50% DARI HARGA PAKET






Note.

Jamaah Haji dan Umrah PT. Al-Fath Tour & Travel dari Indonesia Timur dan Tengah diterbangkan dari Bandar Udara Internanasional Sultan Hasanuddin (Makassar) ke King Abdul Aziz International Airport (Jeddah).

Sedangkan Jamaah dari sebahagian Indonesia bagian Tengah dan Barat melalui Bandar Udara International Soekarno Hatta Cengkareng ke Jeddah/Madinah PP.


3 komentar:

Hubungan Manusia dengan Ka'bah Baitullah

1



Satu hikmat yang paling esensial dalam penciptaan makhluk adalah untuk menyembah dan mengenal Tuhannya. Ini termaktub dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur'anul Karim dan Al-Haditsul Qudsi.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (Allah).
(QS:Az-Zaariyat:56)

Aku (Allah) adalah rahasia yang tersembunyi, lalu Aku ingin dikenal, maka kuciptakan makhluk agar iya mengenaliku dan dengan ridha-Ku ia akan mengenaliku (HQ: Hasan Al-Bashri)

Manusia adalah sebaik-baik makhluk dan semulia-mulianya ciptaan dan juga sesempurna-sempurnanya hamba Allah. 

Seluruh makhluk  yang Allah ciptakan tiada lain demi kepentingan Manusia, Alam dan Seisinya, Jagad Raya dengan segala penghuninya, dari makhluk bernyawa dan tidak bernyawa semua berpusat padanya.

Manusia adalah Khalifah (Wakil) Allah di bumi dan dia adalah rahasia Allah atas ke-Maha sempurnaan-Nya. Hakikat penciptaan manusia merupakan bukti dari adanya kesatuan sistem kerajaan Ilahi sekaligus manusia sebagai inti Asma Wassifat yang esensial, sehingga jagad raya dengan seluruh sifatnya yang baharu adalah medan pengembaraan ruhiyah dalam kesatuannya yang utuh. 

Alam dunia yang kita tempati saat ini adalah alam yang paling memungkinkan lahirnya penyempurnaan hakiki melalui penyatuan Alamus Shagir unsur materi jasad manusia (Micro cosmos) dengan Alam Jagad Raya  sebagai Alamul Kabir (Makro Cosmos).

Fitrah yang tak dapat dipungkiri dari Konstanta Alam sebagai bagian Kalamullah, terbukti bahwa alam dunia yang kita tempati saat ini memiliki titik pusat yang menjadi semulia-mulianya tempat, senetral-netralnya cosmos yang dalam Firman Allah SWT yang dikatakan sebagai " وَهَٰذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ " dimana Ka'bah Baitullah berada.

Rahasia kebenaran yang tersembunyi dalam ayat ini mulai terungkap secara fisik setelah sekian lama hanya mampu terungkap melalui alam ruhaniyyah para hamba-hamba Allah yang terpilih sebagai tempat Taqarrub yang mustajabah, tempat dimana seorang hamba dapat menemui hakikat penyatuan secara mudah dan cepat. 

Saat ini para ilmuwan dan peneliti dari seluruh disiplin ilmu mulai mengungkap tabir rahasia fisik Baitullah sebagai titik pusat Bumi terlebih lagi hasil penemuan ahli geologi dan matematika melahirkan teorinya yang cemerlang yang dikenal dengan teori Rasio Emas (Golden Ratio) oleh  Fibonacci seorang sarjana yang pernah menyerap rahasia matematika, angka yang tersirat dalam surah Al-Fatihah dari gurunya yang seorang sarjana mesir di Syiriah mencoba mengungkap rahasia keberadaan Ka'bah secara fisik sesuai dengan letak bumi dan ukuran jarak yang meliputinya ditambah dengan pembuktian lain tentang benda-benda yang ada disekitar Baitullah sebagai benda yang menyimpan rahasia yang tak tertandingi dan sebagian membahasakannya sebagai rahasia / bukti kebesaran Allah yang ada di Bumi.

Lalu, bagaimana hubungan antara Manusia  dengan Ka'bah Baitullah?

Manusia sebagai makhluk termulia yang dibebani amanah menyembah, mencari, dan mengenali Rabbinya ditakdirkan oleh Allah sebagai Khalifah pada Alamul Kabir dilengkapi dengan kemampuan berfikir dan berinteraksi dengan Alamul Kabir sebagai sarana ibadah, Ta'arruf dan mencari jati dirinya melalui fenomena dan konstanta yang ada pada alam semesta.

Seluruh alam semesta adalah kitab yang terpentang untuk dibaca bagi para pencari jalan Allah dan pengalaman rukhiyah yang terbuktikan melalui penemuan ilmiyah tentang keberadaan Ka'bah Baitullah sebagai pusat Alamul Kabir, membuat kita memahami makna Ka'bah Baitullah untuk umat manusia yang mengingini kesempurnaan Ma'rifah . Kiranya pantas rukun ke-5 dari Islam sebagai penutup justru adalah berkunjung ke Ka'bah Baitullah untuk kepentingan penyembahan.
  
Dan tidak ada pengembaraan tertinggi yang diraih oleh umat manusia dalam hidupnya secara haqiqi kecuali Ma'rifah (mengenal) akan hakikat dirinya yang diharapkan membawanya mengenali Rabbinya. Ma'rifah ini dilambangkan dalam Rukun  yang paling menentukan saat berhaji yaitu hadir di Arafah tempat dimana moyang manusia Adam dan Hawa menemukan jatidirinya sampai mengenali hakikat kehendak Tuhannya pada masa-masa yang telah dan akan dilalui anak cucunya dan pada saat itu Ma'rifah merajai ruhiyah mereka.

Saat itu pulalah lembah yang telah sekian lama dilaluinya, dipandang dan diamatinya untuk saling mencari setelah dipisahkan Allah SWT ternyata menyimpan Nur yang cemerlang yang hanya pernah mereka lihat dilangit tepatnya di Baitul Ma'mur lalu merekapun bergegas menuju sumber cahaya dan sampai lah mereka di lembah kecil yang nantinya dikenal dengan Bakkah atau Makkah, ternyata disebuah batu memancar cahaya yang mereka lihat itu, lalu karena syukur dan rasa Ta'abbud yang tinggi maka bertawaflah mereka berdua memutari batu itu sebagaimana bertawafnya Malaekat pada Baitul Ma'mur diluar Bumi mereka dan ini merupakan Tawaf  yang pertama umat manusia di Baitullah di bumi kita.

Dalam riwayat tasbih Malaikat yang menyembah sepanjang masa di Baitul Ma'mur dijadikan oleh Adam dan Hawa sebagai puji-pujian pada saat bertawaf yaitu "Subhanallah, Walhamdulillah, Wala Ilaha Illallah" dan disempurnakan oleh  Adam dan Hawa dengan Allahu Akbar lalu kemudian disempurnakan lagi oleh Nabi Ibrahim AS Sang pembangun Ka'bah pertama untuk manusia dengan "La haula wala quwwata illa billah" lalu disempurnakan kembali oleh Nabi Sang penutup risalah Muhammad SAW dengan "Al Aliyyul Adzim". Tasbih ini dikatakan sebagai tasbih termulia yang dibaca disaat Tawaf di Baitullah
  
Agaknya para sejarawan dunia khususnya para sejarawan muslim lalu mengembangkan penelitian mereka tentang keberadaan Hajar Aswad yang didalam Kitab-kitab Samawi seperti taurat dikatakan adanya sebuah benda suci yang paling rahasia dan terjaga dari masa kemasa oleh tangan-tangan gaib Malaikat adalah sebentuk batu hitam yang tak lain melainkan adalah  Hajar Aswad.

Hajar Aswad  yang menjadi titik awal dan akhir dari putaran orang-orang yang tawaf dikatakan dalam sebuah riwayat sebagai benda langit, dalam riwayat lain mengatakan batu syurga , bahkan diriwayat lain dikatakan bagian dari Turabi Adam yang diciptakan dari tanah layaknya (menyerupai) Ari-ari bagi anak cucunya, lalu dengan datangnya anak cucu Adam kebaitullah disunatkan mencium, mengusut, memandang dengan rasa sayang dan kerinduan itu adalah hakikat tahdimnya seseorang kepada saripati jasad Manusia Pertama Adam AS, bahkan didalam riwayat yang lain pula dikatakan sebagai "Yaminullah Fil Ardh" (Saksi Allah SWT dibumi).

Dari sekian banyak riwayat dapat dirasakan sedemikian eratnya kaitan hakiki umat manusia dengan Ka'bah baik dari sisi Cosmotologi maupun dari sisi kilas sejarah Ka'bah dan umat manusia dibumi.lalu bagaimana pemahaman tentang "وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلا " "Mengerjakan haji itu adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah." (QS. Ali Imran: 97).  

حِجُّ الْبَيْتِ  dalam penafsiran menyengaja berkunjung ke Baitullah ditafsirkan oleh sebagian ulama adalah Haji dan Umrah. Sehingga kewajiban berhaji dan berumrah adalah sama di wajibkan sekali seumur hidup bagi yang mampu. Hanya perbedaannya Haji dalam pengertian umum (Haji Besar) adalah bagian dari rukun Islam sedangkan Umrah (Haji Kecil) tidak termasuk Rukun Islam. Sehingga kewajiban Haji tidak bisa gugur bagi orang yang mampu sekiranya dia hanya melaksanakan Umrah.

Berbeda dengan Umrah akan jadi gugur hukumnya bila Haji telah dilaksanakan berdasarkan Hadits Rasulullah yang mengatakan "Kewajiban Umrah masuk dalam kewajiban Haji". Berdasarkan dengan pendapat tersebut kewajiban Haji dan kewajiban Umrah berdiri sendiri-sendiri sehingga seseorang yang telah mampu fisik, biaya, dan kesehatan akan tetapi Quota antrian Quota haji sudah sedemikian panjang maka seyogyanya mempercepat menyelesaikan kewajiban Umrahnya, karena Umrah terbuka lebar waktunya dan tidak harus menunggu antrian, karena dikhawatirkan kewajiban Umrah atasnya tidak dilaksanakan padahal dia telah Istikharah untuk umrah hanya semata-mata menanti melaksanakan ibadah Umrahnya bersamaan dengan ibadah Hajinya yang memiliki kriteria Istikharah yang berbeda dari sisi Quota.

Apabila orang yang seperti ini tiba-tiba berhalangan atau mati sebelumQuota hajinya tiba maka kewajiban haji atasnya Ma'fuwwun Anhu (dimaafkan) akan tetapi kewajiban Umrahnya tetap akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah kelak.





1 komentar: